
Sekolah merupakan tempat untuk menimba ilmu, sekolah juga
menjadi rumah kedua bagi pelajar. Kita
dapat bersosialisasi dengan teman, makan, minum, dan tentunya kegiatan utama
kita belajar. Namun, banyak sekali para pelajar yang tidak menyukai sekolahnya sendiri. Padahal suatu kegiatan
seharusnya didasari oleh rasa suka agar menghasilkan hasil yang maksimal.
Apalagi sekolah merupakan tempat dibentuknya karakter pelajar agar dapat
memberikan pengabdian terhadap negara. Jadi, saya sebagai pelajar ingin
menyampaikan pendapat mengenai sekolah dambaan untuk meningkatkan produktivitas
pelajar dalam menuntut ilmu agar menghasilkan ide-ide kreatif untuk
meningkatkan Sumber Daya Manusia.
Pertama, lingkungan sekolah harus berada di tempat yang
tenang dan bersih seperti di dalam komplek atau tempat yang jauh dari keramaian
jalan di kota serta gedung sekolah yang berwarna-warni dan berbagai ornamen di
seluruh sekolah. Menurut saya hal ini dapat membuat pelajar menjadi fokus
karena warna-warna yang ada di
lingkungannya tidak membuat pelajar stress dengan hanya melihat satu warna
saja. Di setiap kelas ada karya-karya dari murid. Meskipun terkesan seperti
anak TK, namun hal ini dapat membuat suasana belajar yang nyaman dan
menyenangkan.
Kedua, Fasilitas yang lengkap dengan meja untuk setiap murid
dan speaker di setiap kelasnya, terdapat loker untuk seluruh siswa di setiap
koridor, kamar mandi yang dilengkapi dengan shower yang banyak agar murid dapat
membersihkan badan setelah pelajaran olahraga, terdapat ruang musik yang
lengkap, terdapat auditorium, ruang olahraga, lapangan basket, futsal,tennis,
bulutangkis, kolam renang yang ada di ruangan indoor, lab biologi yang
dilengkapi dengan realia makhluk hidup, lab kimia dan fisika yang lengkap, taman rumput yang luas, parkir bawah tanah,
kantin yang selalu menyiapkan makanan berbeda di tiap harinya dengan makanan 4
sehat 5 sempurna, serta tempat ibadah untuk setiap pemeluk agama, seperti
masjid, gereja, wihara, pura dsb.
Ketiga, mata pelajaran yang tidak terlalu memberatkan siswa
dan sesuai dengan minat dan bakat siswa. Contohnya seperti kurikulum 2013 yang
selama ini kita dengar. Siswa dapat memilih pelajaran yang ia sukai sehingga
konsentrasi murid tidak terpecah seperti murid yang mengikuti kurikulum sebelumnya,
mereka harus membagi konsentrasi tersebut menjadi maksimal 14 pelajaran. Jadi,
saya mendambakan sekolah yang mengharuskan anak memilih pelajaran minimal 4
pelajaran. Pelajaran tersebut tidak melulu soal material, dapat juga memasak
atau hal yang berhubungan dengan seni. Seharusnya pula sekolah dambaan itu
tidak memberikan tugas yang terlalu
berat, karna kebanyakan pelajar sekarang mengambil bimbel di luar sekolah yang
menyebabkan mereka harus pulang malam.
Jadi, bentuk kelulusan yang di dambakan oleh saya adalah seperti ujian
di universitas, membuat karya ilmiah atau karya tulis mengenai pelajaran yang
ia ambil sehingga guru dapat menilai kinerja setiap muridnya, akan diadakan
sidang juga seperti di universitas. Hal ini bermanfaat untuk melatih pelajar
dalam menulis karya tulis atau ilmiah di universitas. Bentuk kelulusan juga tak
hanya di lihat dari materi, namun praktik dan keseharian di sekolah. Tidak ada ujian nasional yang menggunakan
lembar jawaban yang mengharuskan murid untuk menghitamkan atau menyilang, jika
diadakan ujian tulis sebaiknya dalam bentuk isian saja karna akan terlihat
sampai mana kemampuan siswa, namun untuk menghemat tenaga dibolehkan untuk
mengerjakan dengan laptop
Keempat, subyek seperti guru dan siswa lain yang
medukung. Guru mengajar dengan metode
mengajar yang disertai dengan pujian saat murid berhasil menjawab soal dan
menyelipkan jokes saat menyampaikan
bahan ajar kepada murid. Pemberian pujian kepada murid dapat memberikan
semangat kepada murid dan jokes yang
diberikan dapat menciptaan pembelajaran
yang positif anatara guru dan murid.
Guru juga memberikan kuis berupa games yang isinya mengenai pelajaran
yang dipelajari agar murid tidak mudah bosan belajar teori saja. Hubungan antar
guru dan orang tua juga harus dijaga, karena terkadang terdapat kesalahpahaman
antara kedua subyek tersebut. Guru juga
tidak memberikan informasi yang salah dan terkesan ‘mengada-ada’ saat
pengambilan rapot berlangsung. Hubungan dengan siswa lain di sekolah juga harus
dijaga dengan tidak mendominasinya senioritas dan kekerasan di dalam sekolah.
Satu sama lainnya saling menghormati. Yang muda menghormati yang lebih tua dan
yang tua menyayangi yang muda. Seharusnya juga tidak ada kesenjangan sosial
seperti terbentuk ‘kubu-kubu’ anak yang gaul dan yang tidak. Semuanya harus
menjadi satu.
Harapan saya untuk pendidikan indonesia di masa depan adalah
menciptakan kondisi yang menyenangkan, merealisasikan ide-ide yang sudah saya
sebutkan di atas dan menggali kemampuan pelajar agar dapat meninkatkan
produktivitas dan Sumber Daya Manusia di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar