Pages

Senin, 17 Desember 2012

Kisah Peri Kecil Mannalisyaa (4)

Mannalisyaa sedang melamun di atas rumah bunganya. tiba-tiba saja sepucuk daun kecil jatuh dihapannya. Ia mendapatkan sebuat ide, lalu ia mengambil ranting kecil yang jatuh pada pada pucuk rumah bunganya. Setelah itu mulailah ia menulis.

Untuk Pera terhebat yang pernah mengisi hari-hari ku,

Hai, apakabar? sudah lama sekali kita tidak mengobrol panjang ya, padahal sering sekali kita bertemu. Oh iya bagaimana kabarnya peri pujaanmu itu, Misliniesa, pasti kalian bahagia sekali ya? Aku turut senang mendengarnya :)

kenapa ya kita selalu ditempatkan di tempat yang sama tapi kita tidak pernah bertegur sapa lagi seperti dulu? Kamu marah? Memangnya apa salahku? sepertinya jika aku berada di dekatmu kamu selalu terlihat marah, bosan, dan tidak ingin aku berada di dekat mu. Aku cuma ingin menjadi sahabatmu, ya, seperti dulu.

Dulu, kamu pernah bilang aku ini sahabatmu? lalu aku sekarang ini siapa? musuhmu? atau mungkin hanya orang asing bagimu? sebenernya aku salah apa sih sampai kamu terlihat menjauh dari ku? Maaf kalau aku mengganggumu, maaf kalau aku membuatmu bosan dengan ocehanku yang tanpa henti.

Maaf kalau aku masih sayang padamu terlalu dalam.

Mannalisyaa melihat daun tulisannya. ia membacanya lagi lalu dengan cepat meremasnya kuat-kuat dan membuangnya jauh jauh. "Untuk apa aku menulis surat ini untuknya, tidak ada gunanya juga"

Segera ia melanjutkan percakapan dengan Pera Diaz yang telah menunggu di salah satu akun media sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar